PSIKOLOGI PENDIDIKAN
SEJARAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Menurut Fromm anak anak selalu mempunyai rasa ingin tahu dan TL
tertentu dalam mencari pemecahan atau belajar.
Menurut Plato dalam bukunya yang berjudul “Republic” anak tidak bisa
dipaksakan untuk belajar, karena mereka pasti akan menemukan bentuknya sendiri.
Menurut demokritus pentingnya pengaruh lingkungan dan suasan rumah
terhadap kepribadian.
Dan terakhir menurut plato dan Aristoteles dalam mengembangkan sistem pendidikan bagi
kelompok masyarakat yang berbeda-beda. Menurut Aristoteles psikologi pendidikan
terbagi menjadi 3 komponen, yaitu:
1.
Kognitif
2.
Afektif atau perasaan/emosi
3.
Konatif/tingkah laku
Maka dari itu, dapat disimpulkan
terdapat kesamaan antara praktek pengajaran kuno dengan pengajaran modern
dewasa ini.
Psikologi merupakan psikologi terapan. Sedangkan psikologi terapan
merupakan psikologi yang mengajarkan bagaimana proses belajar yang ilmiah dan
dilihat dari tingkah laku.
Pendidikan dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Pendidikan Informal, yaitu relatif tidak
disadari, kemudian menjadi kecakapan dan sikap hidup sehari-hari.
Contoh : pendidikan di rumah, tempat ibadah
2. Pendidikan formal, yaitu pendidikan yang
disengaja, dengan tujuan dan bahan ajar yang tegas dan klasifikasi.
Contoh : TK, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi.
3. Pendidikan non formal, yaitu pendidikan yang
dilakukan dengan sengaja tetapi tidak memenuhi syarat pendidikan formal.
Contoh : Kursus bahasa, memasak dan sebagainya.
Pendidikan menghasilkan perubahan dan keterampilan dan akan
mengembangkan budaya serta akan memperkaya manusia. Serta segala perubahan yang
terjadi sebagai konsekuensi dari partisipasi individu dalam kegiatan belajar.
DEFINISI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
· Crow & crow (1989) : Merupakan
suatu ilmu terapan untuk menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
belajar secara ilmiah.
·
Tardif (1987) : suatu bidang studi
yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk
usaha pendidikan
· Hendro P & Ira P (1997) :
merupakan penerapan dari hasil-hasil penelitian psikologi di bidang pendidikan,
dan merupakan suatu ilmu yang mempelajari secara sistematik perkembangan anak
didik dalam setting pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu cara untuk mengembangkan
keterampilan, kebiasaan, dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat
seseorang menjadi warga negara yang baik.
Pendidikan juga sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, penalaran dan atas latihan bagi perannya di
masa yang akan datang (UU RI no. 2 1989 tentang sistem pendidikan Indonesia)
Tujuan Pendidikan : Untuk mengembangkan dan kalau perlu
mengubah kognisi, afeksi dan konasi seseorang.
Minggu 2, 11 Maret 2017
SUMBANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN TERHADAP TEORI & PRAKTIK
PENDIDIKAN
Di bidang pendidikan, sebagai pendidik atau psikolog, mereka harus
mampu mempertanggung-jawabkan informasi yang telah disampaikan dapat diterima dengan
baik oleh anak didiknya dan haurs mampu mengetahui karakteristik perkembangan
individu anak didik.
Individu mempunyai inner growth process (perkembangan terjadi dengan
sendirinya), hal ini akan dihubungkan dengan proses pendidikan yang bertujuan
mengembangkan individu dengan sengaja.
METODE-METODE DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
1. Introspeksi
Melakukan pengamatan ke dalam diri sendiri/self observation yaitu dengan melihat
keadaan mental pada waktu tertentu.
2. Observasi
Kegiatan melihat sesuatu di luar diri sehingga yang
diperoleh merupakan data overt behavior
(perilaku yang tampak).
3. Metode Klinis
Digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci
mengenai perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang.
4. Metode Diferensial
Menggunakan berbagai macam teknik pengukuran (contoh: tes, angket,dsb)
serta menggunakan statistik untuk menganalisis.
5. Metode Ilmiah
Digunakan untuk menyelesaikan permasalahan perilaku yang
lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
6. Metode Eksperimen
Melakukan pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor
atau variabel-variabel yang diperkirakan dapat mencemari atau mengotori hasil
penelitian.
Minggu 3, 18 Maret 2017
BAKAT & INTELEGENSI
Tentu saja bakat dan intelegensi merupakan hal yang berbeda.
Pendidikan dilahirkan dari Intelegensi
Intelegensi à
Informasi à
Pengalaman.
Indera à
Otak à
Sensasi à
Pengalaman/Empiris à
Persepsi à
Respon.
PENGERTIAN INTELEGENSI
1.
TERMAN
Suatu kemampuan untuk berpikir berdasarkan atas gagasan yang abstrak.
2.
BINET
Intelegensi mencakup 4 hal yaitu:pemahaman, hasil penemuan,
arahan dan pembahasan.
3.
STREN
Kapasitas umum dari individu yang secara sadar dapat
menyesuaikan jiwa yang umum dengan masalah dan kondisi hidup baru.
4.
THORNDIKE
Daya kekuatan respon yang baik dari sudut pandang kebenaran
dan kenyataan.
Tiga aspek intelegensi menurut Thorndike: ketinggian,
keluasan dan kecepatan.
TEORI-TEORI INTELEGENSI
MENURUT THORNDIKE
Intelegensi beroperasi pada empat tingkat trial & error yaitu :
1.
Perilaku nyata (trial & error)
2.
Perseptual (trial & error)
3.
Ideational
4.
Konseptual à
dijadikan acuan bagi pengukuran intelegensi
KEMAMPUAN KONSEPTUAL THURSTONE:
1.
Verbal Comprehention (V)
2.
Number (N)
3.
Spatial Relation (S)
4.
Word Fluency (W)
5.
Memory (M)
6.
Reasoning (R)
PENGUKURAN INTELEGENSI
KUALITATIF
Perbedaan intelegensi disebabkan karena kualitas individu yang berbeda.
Perbedaan intelegensi disebabkan karena kualitas individu yang berbeda.
KUANTITATIF
Perbedaan intelegensi disebabkan karena terdapat perbedaan kuantitas individu.
Perbedaan intelegensi disebabkan karena terdapat perbedaan kuantitas individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar